Selasa, 23 Agustus 2016

TK islam Terbaik, TK Khalifah, TK Di BSD, TK Di Bintaro

TK Islam Terbaik, TK Khalifah, TK Di BSD, TK Di Bintaro

Tahapan Perkembangan Anak  

TK-Islam-Terbaik-TK-Khalifah-TK-Di-BSD-TK-Di-Bintaro



Teori Perkembangan Psikososial dr Erik Erikson

Erik Erikson (1902 – 1994), tahap-tahap perkembangan manusia dari lahir sampai mati dipengaruhi oleh interaksi social dan budaya antara masyarakat terhadap perkembangan kepribadian. Perkembangan psikologis dihasilkan dari interaksi antara proses-proses maturasional atau kebutuhan biologis dengan tuntutan masyarakat dan kekuatan-kekuatan social yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Erikson membahas perkembangan psikologis disepanjang kehidupan manusia dan bukan antar masa bayi dan remaja. Adapun Erikson membagi fase-fase perkembangan sebagai berikut:

1. Fase Bayi (0 – 1 tahun)

Bagi Erikson kegiatan bayi tidak terikat dengan mulut semata. Pada tahap ini bayi hanya memasukkan (incorporation), bukan hanya melalui mulut (menelan) tetapi juga dari semua indera. Tahap sensori oral ditandai oleh dua jenis inkorporasi: mendapat (receiving) dan menerima (accepting). Tahun pertama kehidupannya, bayi memakai sebagian besar waktunya untuk makan, eliminasi (buang kotoran), dan tidur. Ketika ia menyadari ibu akan memberi makan/minum secara teratur, mereka belajar dan memperoleh kualitas ego atau identitas ego yang pertama, perasaan kepercayaan dasar (basic trust). Bayi harus mengalami rasa lapar, haus, nyeri, dan ketidaknyamanan lain, dan kemudian mengalami perbaikan atau hilangnya kondisi yang tidak menyenangkan itu. Dari peristiwa itu bayi akan belajar mengharap bahwa hal yang menyakitkan ke depan bisa berubah menjadi menyenangkan. Bayi menangkap hubungannya dengan ibu sebagai sesuatu yang keramat (numinous).

2. Fase Anak-Anak (1 – 3 tahun)

Dalam teori Erikson, anak memperoleh kepuasan bukan dari keberhasilan mengontrol alat-alat anus saja, tetapi juga dari keberhasilan mengontrol fungsi tubuh yang lain seperti urinasi, berjalan, melempar, memegang, dan sebagainya. Pada tahun kedua, penyesuaian psikososial terpusat pada otot anal-uretral (Anal-Urethral Muscular); anak belajar mengontrol tubuhnya, khususnya yang berhubungan dengan kebersihan. Pada tahap ini anak dihadapkan dengan budaya yang menghambat ekspresi diri serta hak dan kewajiban. Anak belajar untuk melakukan pembatasan-pembatasan dan kontrol diri dan menerima kontrol dari orang lain. Hasil mengatasi krisis otonomi versus malu-ragu adalah kekuatan dasar kemauan. Ini adalah permulaan dari kebebasan kemauan dan kekuatan kemauan (benar-benar hanya permulaan), yang menjadi ujud virtue kemauan di dalam egonya. Pada tahap ini pola komunikasi mengembangkan penilaian benar atau salah dari tingkah laku diri dan orang lain, disebut bijaksana (judicious).

3. Usia Bermain (3 – 6 tahun)

Pada tahap ini Erkson mementingkan perkembangan pada fase bermain, yakni; identifikasi dengan orang tua (odipus kompleks), mengembangkan gerakan tubuh, ketrampilan bahasa, rasa ingin tahu, imajinasi, dan kemampuan menentukan tujuan. Erikson mengakui gejala odipus muncul sebagai dampak dari fase psikososeksual genital-locomotor, namun diberi makna yang berbeda. Menurutnya, situasi odipus adalah prototip dari kekuatan yang abadi dari kehidupan manusia. Aktivitas genital pada usia bermain diikuti dengan peningkatan fasilitas untuk bergerak. Inisiatif yang dipakai anak untuk memilih dan mengejar berbagai tujuan, seperti kawain dengan ibu/ayah, atau meninggalkan rumah, juga untuk menekan atau menunda suatu tujuan. Konflik antara inisiatif dengan berdosa menghasilkan kekuatan dasar (virtue) tujuan (purpose). Tahap ini dipenuhi dengan fantasi anak, menjadi ayah, ibu, menjadi karakter baik untuk mengalahkan penjahat.


4. Usia Sekolah (6 – 12 tahun)

Pada usia ini dunia sosial anak meluas keluar dari dunia keluarga, anak bergaul dengan teman sebaya, guru, dan orang dewasa lainnya. Pada usia ini keingintahuan menjadi sangat kuat dan hal itu berkaitan dengan perjuangan dasar menjadi berkemampuan (competence). Memendam insting seksual sangat penting karena akan membuat anak dapat memakain enerjinya untuk mempelajari teknologi dan budayanya serta interaksi sosialnya. Krisis psikososial pada tahap ini adalah antara ketekunan dengan perasaan inferior (industry – inveriority). Dari konflik antar ketekunan dengan inferiorita, anak mengembangkan kekuatan dasar: kemampuan (competency). Di sekolah, anak banyak belajar tentang sistem, aturan, metoda yang membuat suatu pekrjaan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.


DESKRIPSI PERKEMBANGAN

1. Sensorimotor

0 – 2 tahun

Pengetahuan anak diperoleh melalui interaksi fisik, baik dengan orang atau objek (benda). Skema-skemanya baru berbentuk refleks-refleks sederhana, seperti : menggenggam atau mengisap

2. Praoperasional

2 – 6 tahun

Anak mulai menggunakan simbol-simbol untuk merepresentasi dunia (lingkungan) secara kognitif. Simbol-simbol itu seperti : kata-kata dan bilangan yang dapat menggantikan objek, peristiwa dan kegiatan (tingkah laku yang nampak)

3.Operasi Konkrit

6 – 11 tahun

Anak sudah dapat membentuk operasi-operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi dan mengubah. Operasi ini memungkinkannya untuk dapat memecahkan masalah secara logis.

4.Operasi Formal

11 tahun sampai dewasa

Periode ini merupakan operasi mental tingkat tinggi. Di sini anak (remaja) sudah dapat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, tidak hanya dengan objek-objek konkret. Remaja sudah dapat berpikir abstrak dan memecahkan masalah melalui pengujian semua alternatif yang ada.


TK Khalifah, TK Khalifah, TK Di BSD, TK Di Bintaro

Senin, 22 Agustus 2016

TK Khalifah, TK di BSD, TK Di Bintaro


MENDIDIK ANAK DENGAN TAUHID

Menjadi orangtua tidak ada sekolahnya, alangkah bijaknya jika orangtua belajar mendidik dari orangtua yang telah sukses dalam mendidik. Dalam hal ini mari belajar dari pendidikan Luqman kepada anaknya. 
Luqman bukan seorang nabi ataupun rasul, namun namanya dicantumkan oleh Allah dalam Al-Quran, sungguh prestasi yang luar biasa. Luqman memberi 4 nasehat kepada anaknya, yaitu tauhid, berbuat baik kepada orangtua, iman dan adab. Rupanya, nasehat Luqman yang pertama adalah “TAUHID”.

Ada apa dengan TAUHID sehingga Luqman menjadikan TAUHID sebagai nasehat pertama? Apakah TAUHID itu? 
Tauhid adalah meng-esakan Allah dengan meyakini ke-esaannya dan tidak menyekutukannya (tidak berbuat syirik). 
Tauhid merupakan pondasi agama yang harus sudah ditanamkan pada anak-anak. Ibarat sebuah bangunan, kuat pondasi maka kuat pula bangunannya. Begitupun, kuatnya pondasi agama anak maka akan kuat pula agamanya meskipun berbagai tantangan menerpa. 
Tauhid dicerminkan dari perbuatan yang dilandaskan kepada Allah, segala niat hanya untuk Allah, segala perbuatan mengutamakan Allah, seolah-olah dilihat oleh Allah dan menyerahkannya kembali kepada Allah.
Pentingnya pendidikan tauhid karena mengingkari tauhid adalah dosa terbesar yang tidak diampuni Allah.
Fiman Allah SWT :
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” (QS. Lukman: 13).
Kuatnya tauhid seorang anak akan menjadi penahan nafsu dari berbagai tantangan zaman yang menggoda sehingga akan berdampak positif pada kehidupan anak dan kehidupan masyarakat.

Lalu bagaimana mendidik anak dengan tauhid?
Mendidik anak dengan tauhid disesuaikan dengan usia anak, inti dari pendidikan tauhid pada anak-anak adalah menggiring anak-anak kepada Allah.


1. Pendidikan tauhid untuk anak dalam kandungan
a.Membiasakan anak dalam kandungan mendengar kalimat tauhid “Laa ilaaha ilallaah (Tiada tuhan selain Allah)” dan mengajak berbicara anak dalam kandungan bahwa Allah yang menciptakannya.
b. Ibu yang taat beribadah secara tidak langsung memberikan pendidikan tauhid kepada anak yang dikandungnya, apalagi ketika ibu menyampaikan kepada anak yang dikandungnya akan apa yang dilakukan ibu, misalkan : “Kita shalat berjamaah dulu yah dengan ayah”, “Kita mengaji dulu yuk agar dicintai oleh Allah”, “Berdoa dulu sebelum makan seperti yang diajarkan rasulullah” dsb
c. Memperdengarkan anak dalam kandungan dengan lantunan ayat suci Al-Quran.
d. Ibu dengan suami atau dengan orang lain berbicara baik yang tidak melanggar tauhid.

2. Pendidikan tauhid untuk anak 0-3 tahun
a. Biasakan anak mendengar kalimat tauhid “Laa ilaaha ilallaah (Tiada tuhan selain Allah)” dan menceritakan kepada anak bahwa Allah yang menciptakannya.
b. Saat anak belajar berbicara, ajari anak mengucapkan kalimat tauhid “Laa ilaaha ilallaah”
Rasulullah SAW bersabda:
“Jadikanlah kata-kata pertama kali yang diucapkan seorang anak adalah kalimat Laa ilaaha illallaah. Dan bacakan padanya ketika menjelang maut kalimat Laa ilaaha illallaah”. (HR. Al-Hakim).
c. Anak dibiasakan mendengar kalimat thayyibah, seperti “Alhamdulillah” saat mendapatkan sesuatu dan “subhanallah” saat takjub, misalkan “Alhamdulillah, adik sudah kenyang” “Subhanallah, kucing itu lucu ciptaan 

Allah”. Dengan sering mendengar kalimat thayyibah, anak pun akan menirunya.
d. Menanamkan rasa cinta kepada nabi dan rasul Allah dengan membacakan kisah-kisahnya yang berkaitan dengan anak-anak dan mencintai ummat. Orangtua mencontohkan perbuatan yang dicontohkan rasul seperti berdoa sebelum makan dan tidur, menyayangi hewan, berbicara tidak teriak dsb, melakukan perbuatan yang dicontohkan rasul merupakan bukti mencintai rasul.
e. Sering memperdengarkan ayat Al-Quran, orangtua mencontohkan membaca Al-Quran dan bersama-sama menghafal Al-Quran.

3. Pendidikan tauhid untuk anak 3-6 tahun
a. Mantapkan anak mengucapkan kalimat tauhid “Laa ilaaha ilallaah (Tiada tuhan selain Allah)” dan berdialog dengan anak mengenai ciptaan-ciptaan Allah.
b. Anak dibiasakan mendengar kalimat thayyibah, seperti “Alhamdulillah” “subhanallah”, “Allahu Akbar”, ”Astaghfirullah”, “Masyaa Allah” dan ‘Innalillah”. Dengan sering mendengar kalimat thayyibah, anak pun akan menirunya.
c. Menanamkan rasa cinta kepada nabi dan rasul Allah serta sahabat rasulullah dengan membacakan kisah-kisahnya. Orangtua mencontohkan perbuatan yang dicontohkan rasul sebagai bukti mencintai rasul, contoh : berbagi dan menolong orang lain.
d. Sering memperdengarkan ayat Al-Quran, orangtua mencontohkan membaca Al-Quran dan bersama-sama menghafal Al-Quran.

4. Pendidikan tauhid untuk anak 6-12 tahun
a. Anak diberi pemahaman kalimat tauhid “Laa ilaaha ilallaah (Tiada tuhan selain Allah)”, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan multi media misalkan tentang penciptaan alam, perbuatan syirik dsb. Jika tidak 

menggunakan multimedia, dapat juga dengan melihat kondisi lingkungan atau fenomena alam. Anak diajak berfikir mengenai ciptaan Allah.
b. Anak dibiasakan mendengar kalimat thayyibah, seperti “Alhamdulillah” “subhanallah”, “Allahu Akbar”, ”Astaghfirullah”, “Masyaa Allah”,  ‘Innalillah” dsb. Dengan sering mendengar kalimat thayyibah, anak pun akan menirunya.
c. Menanamkan rasa cinta kepada nabi dan rasul Allah, kesungguhan para sahabat dalam mencintai Allah dan Rasul, serta kesungguhan para ilmuwan Islam dalam memajukan agama sebagai wujud cinta kepada Allah dan Rasulullah dengan menceritakan kisah-kisahnya. Orangtua mencontohkan perbuatan yang dicontohkan rasul sebagai bukti mencintai rasul, contoh : shalat di awal waktu, mencintai kebersihan, menghargai oranglain dsb.

Selamat mencoba dalam mendidik anak dengan tauhid, semoga Allah mudahkan




TK Khalifah, TK di BSD, TK Di Bintaro

SD TK Islam Yang Bagus, SD TK Di Serang, SD TK Terbaik Di Depok, SD TK Khalifah

SD TK Islam Yang Bagus, SD TK Di Serang, SD TK Terbaik Di Depok, SD TK Khalifah

Mengantri

Seorang guru di Australia pernah berkata:
“Kami tidak terlalu khawatir jika anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai Matematika” kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”
“Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu ?” Kerena yang terjadi di negara kita justru sebaliknya.
SD-TK-Islam-Yang-Bagus-SD-TK-Di-Serang-SD-TK-Terbaik-Di-Depok

Inilah jawabannya:
Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.
Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.
Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.

SD-TK-Islam-Yang-Bagus-SD-TK-Di-Serang-SD-TK-Terbaik-Di-Depok

”Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI ?”
”Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya;”
SD-TK-Islam-Yang-Bagus-SD-TK-Di-Serang-SD-TK-Terbaik-Di-Depok
Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.
Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.
Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting..
Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.
Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)
Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.
Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.
Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan.
Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.
Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.
Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain.
dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya.
Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya.


SD TK Islam Yang Bagus, SD TK Di Serang, SD TK Terbaik Di Depok, SD TK Khalifah