TK SD KHALIFAH: SD TK Islam Terbaik Favorit di Tangerang dan Serang
Kata suami mendidik itu urusan istri, tugas saya hanya menafkahi, WADUH! Mending nafkahnya sudah mencukupi. Walau sudah mencukupi mendidik tetap urusan suami istri.
Anak laki-laki belajar banyak dari ayah. Ia belajar maskulinitas dari ayah. Ia belajar bagaimana ayah memperlakukan wanita.
Anak laki-laki belajar banyak dari ayah. Ia belajar mengenal baligh dari ayah.
Utamanya anak laki-laki belajar kepemimpinan dari seorang ayah. Bagaimana memimpin diri sendiri, memimpin keluarga dan memimpin orang lain.
Ayah adalah model untuk anak laki-laki
Anak perempuan juga belajar dari ayah. Saat ayah memperlakukan istri dengan penuh cinta, anak perempuan belajar kepercayaan terhadap laki-laki.
Saat ayah memandang anak perempuan dengan sinar mata cinta, ia belajar pengakuan wanita dari seorang laki-laki
Anak laki-laki ataupun perempuan membutuhkan sosok ayah dalam kehidupannya.
Nabi Ibrahim adalah salah satu contoh ayah yang patut di teladani, 2 dari 3 anaknya adalah Nabi, itu karenanya perannya mendidik bersama istri Nabi Muhammad contoh ayah teladan.
Ia terkenal sebagai ayah penyayang.. Anak kandung dan anak angkat tetap ia sayang. Salah satu contoh kasih sayang Nabi Muhammad kepada anak-anaknya.
Ia bermain bersama anak-anaknya, ia latih anak kandungnya menjadi mandiri dan ia beri kepercayaan kepada anak angkat agar percaya diri
TK SD KHALIFAH: TK SD Islam Terbaik Favorit di Tangerang dan Serang
Kamis, 22 September 2016
TK SD KHALIFAH: TK SD Islam Terbaik Favorit di Tangerang dan Serang
Rabu, 14 September 2016
TK SD KHALIFAH: TK SD Islam Terbaik Favorit di Serang, BSD dan Bintaro
TK SD KHALIFAH: TK SD Islam Terbaik Favorit di Serang, BSD dan Bintaro
Mendidik anak pun butuh latihan. Latihannya berkecimpung dengan kesabaran, harus sering-sering buang kemarahan, jika marah lebih baik diam atau doakan
Mendisiplinkan anak, latihannya mendisiplinkan diri. Orangtua bangun pagi, anak mengikuti. Diawal agak sulit, tapi harus terus dilatih
Ingin marahnya anak CANTIK? Cantikkan dulu marah orgtua. Jika membesar mata anak saat marah, mestinya lihat mata kita di cermin saat marah.
MARAH CANTIK latihannya susah. Memang iya, makanya imbalannya syurga. Mesti DIPAKSAKAN usahanya.
Hal-hal baik, harus DIPAKSAKAN, supaya jadi kebiasaan. Kalau sudah kebiasaan,semua jadi ringan dan efeknya adalah kebaikan.
TK SD KHALIFAH: TK SD Islam Terbaik Favorit di Serang, BSD dan Bintaro
TK SD KHALIFAH: TK SD Islam Terbaik Favorit di Serang, BSD dan Bintaro
Selasa, 13 September 2016
TK KHALIFAH: TK Islam Terbaik Favorit di BSD, Bintaro, Tangerang
TK KHALIFAH: TK Islam Terbaik Favorit di BSD, Bintaro, Tangerang
Ungkapan terkenal dari Dorothy Law Nolte, ANAK BELAJAR DARI KEHIDUPANNYA, untuk renungan kita orang tua :
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar membenci.
Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah.
Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan rasa iri, ia belajar kedengkian.
Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah.
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai.
Jika anak dibesarkan dengan keadilan, ia belajar rasa aman.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri.
Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan.
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran.
Jika anak dibesarkan dengan keramahan, ia meyakini sungguh indah dunia ini
Hanya kepada Allah kita berserah, tak henti berdoa agar Allah senantiasa melindungi akhlak anak-anak kita.
TK KHALIFAH: TK Islam Terbaik Favorit di BSD, Bintaro, Tangerang
*Sumber :
- Yayasan Buah Hati
- Daniel Goleman, Emotional Intelligence, 1995
Jumat, 09 September 2016
SD TK KHALIFAH : SD TK Islam Terbaik Favorit di Semarang dan Yogyakarta
SD TK KHALIFAH : SD TK Islam Terbaik Favorit di Semarang dan Yogyakarta
Waktu-waktu sensitif yang bisa mengakibatkan orangtua marah adalah saat terburu-buru atau saat lelah dan anak membuat ulah.
Di waktu-waktu sensitif anak membuat ulah, akhirnya memuncaklah amarah dan meluncurlah bentakan, anak menjadi ketakutan.
Untuk menahan marah di waktu-waktu sensitif agak sulit memang, tapi mesti dilakukan, ini butuh perjuangan, disinilah orangtua berperan.
Anak membuat ulah di waktu-waktu sensitif, bukan berarti diabaikan atau dituruti keinginan, orangtua bisa tetap tegas tanpa harus marah.
Tak ada salahnya orangtua pun menyampaikan kondisi yang ada, orangtua lelah butuh istirahat sebentar katakan begitu kondisinya.
Namun jangan sering-sering menolak anak, jika permintaan anak tidak berdampak buruk, sebaiknya turutilah karena yang anak tahu kitalah yang dapat memenuhi kebutuhannya.
SD TK KHALIFAH : SD TK Islam Terbaik Favorit di Semarang dan Yogyakarta
Waktu-waktu sensitif yang bisa mengakibatkan orangtua marah adalah saat terburu-buru atau saat lelah dan anak membuat ulah.
Di waktu-waktu sensitif anak membuat ulah, akhirnya memuncaklah amarah dan meluncurlah bentakan, anak menjadi ketakutan.
Untuk menahan marah di waktu-waktu sensitif agak sulit memang, tapi mesti dilakukan, ini butuh perjuangan, disinilah orangtua berperan.
Anak membuat ulah di waktu-waktu sensitif, bukan berarti diabaikan atau dituruti keinginan, orangtua bisa tetap tegas tanpa harus marah.
Tak ada salahnya orangtua pun menyampaikan kondisi yang ada, orangtua lelah butuh istirahat sebentar katakan begitu kondisinya.
Namun jangan sering-sering menolak anak, jika permintaan anak tidak berdampak buruk, sebaiknya turutilah karena yang anak tahu kitalah yang dapat memenuhi kebutuhannya.
SD TK KHALIFAH : SD TK Islam Terbaik Favorit di Semarang dan Yogyakarta
Kamis, 08 September 2016
TK Khalifah, TK Islam di Batam, TK Islam di Palembang, TK Islam di Serang
TK Islam di Batam, TK Islam di Palembang, TK Islam di Serang
Anak yang terbiasa berfikir tumbuh menjadi anak yang cerdas, jika ada kesulitan hidup dapat segera ia libas
Anak yang terbiasa berfikir tumbuh menjadi anak yang kreatif, jika ada tantangan hidup ia anggap itu positif.
Tantangan zaman semakin kritis, tak terpakai orang berjiwa pesimis. Yang dibutuhkan adalah orang yang selalu eksis.
Mendidik anak untuk berfikir positif, agar tindakan pun selalu sportif. Menghadapi hidup tidak pasif, yang ada hanya prestatif.
TK Islam di Batam, TK Islam di Palembang, TK Islam di Serang
Anak yang terbiasa berfikir tumbuh menjadi anak yang cerdas, jika ada kesulitan hidup dapat segera ia libas
Anak yang terbiasa berfikir tumbuh menjadi anak yang kreatif, jika ada tantangan hidup ia anggap itu positif.
Tantangan zaman semakin kritis, tak terpakai orang berjiwa pesimis. Yang dibutuhkan adalah orang yang selalu eksis.
Mendidik anak untuk berfikir positif, agar tindakan pun selalu sportif. Menghadapi hidup tidak pasif, yang ada hanya prestatif.
TK Islam di Batam, TK Islam di Palembang, TK Islam di Serang
Rabu, 07 September 2016
TK KHALIFAH: TK Islam Favorit Terbaik di BSD, SCP dan Bintaro
TK KHALIFAH: TK Islam Favorit Terbaik di BSD, SCP dan Bintaro
Anak dalam kondisi apapun adalah rezeki, mesti disyukuri, caranya pengasuhan terbaik dipenuhi.
Kelak anak menjadi penyelamat diri.
Peraturan orangtua, anak sulit mengikuti? Evaluasi. Apakah peraturan untuk anak, orangtua telah contohi.
Jam anak menonton televisi dibatasi, tapi anak tahu ayah nonton bola di televisi hingga larut malam tak dibatasi.
Anak diajari agar mendengar jika orangtua berbicara, tapi saat anak berbicara orangtua juga sibuk dengan handphonenya.
Anak diajari berbicara santun pada orangtua, tapi ayah sering terdengar bicara kasar dengan istrinya.
Anak melakukan apa yang ia lihat dan apa yang ia rasa.
TK KHALIFAH, TK Islam Favorit Terbaik di BSD, SCP & Bintaro
TK KHALIFAH, TK Islam Favorit Terbaik di BSD, SCP & Bintaro
Senin, 05 September 2016
TK KHALIFAH: TK Islam Terbaik Favorit di BSD dan Bintaro
TK KHALIFAH: TK Islam Terbaik Favorit di BSD dan Bintaro
TK Islam Terbaik adalah TK yang mendidik anak dengan teladan
Ingin dijadikan raja dan ratu oleh anak kelak. Asuh dan didik mereka dengan sebaik-baiknya akhlak.
Mendidik itu sama dengan give, give, give hasilnya given. Orangtua mencintai, mencintai, mencintai hasilnya dicintai.
Orangtua mendidik dengan menghargai, menghargai, menghargai, orangtua akan dihargai.
Orangtua mendidik dengan pengorbanan, pengorbanan, pengorbanan, orangtua kelak akan diberi pelayanan.
Anak adalah cerminan apa yang orangtua lakukan. Tak perlu bimbang, yuk didik anak-anak dengan teladan kebaikan, SEKARANG :)
TK KHALIFAH: TK Islam Terbaik Favorit di BSD dan Bintaro
TK Islam Terbaik adalah TK yang mendidik anak dengan teladan
Ingin dijadikan raja dan ratu oleh anak kelak. Asuh dan didik mereka dengan sebaik-baiknya akhlak.
Mendidik itu sama dengan give, give, give hasilnya given. Orangtua mencintai, mencintai, mencintai hasilnya dicintai.
Orangtua mendidik dengan menghargai, menghargai, menghargai, orangtua akan dihargai.
Orangtua mendidik dengan pengorbanan, pengorbanan, pengorbanan, orangtua kelak akan diberi pelayanan.
Anak adalah cerminan apa yang orangtua lakukan. Tak perlu bimbang, yuk didik anak-anak dengan teladan kebaikan, SEKARANG :)
TK KHALIFAH: TK Islam Terbaik Favorit di BSD dan Bintaro
Selasa, 23 Agustus 2016
TK islam Terbaik, TK Khalifah, TK Di BSD, TK Di Bintaro
TK Islam Terbaik, TK Khalifah, TK Di BSD, TK Di Bintaro
Tahapan Perkembangan Anak
Teori Perkembangan Psikososial dr Erik Erikson
Erik Erikson (1902 – 1994), tahap-tahap perkembangan manusia dari lahir sampai mati dipengaruhi oleh interaksi social dan budaya antara masyarakat terhadap perkembangan kepribadian. Perkembangan psikologis dihasilkan dari interaksi antara proses-proses maturasional atau kebutuhan biologis dengan tuntutan masyarakat dan kekuatan-kekuatan social yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Erikson membahas perkembangan psikologis disepanjang kehidupan manusia dan bukan antar masa bayi dan remaja. Adapun Erikson membagi fase-fase perkembangan sebagai berikut:
1. Fase Bayi (0 – 1 tahun)
Bagi Erikson kegiatan bayi tidak terikat dengan mulut semata. Pada tahap ini bayi hanya memasukkan (incorporation), bukan hanya melalui mulut (menelan) tetapi juga dari semua indera. Tahap sensori oral ditandai oleh dua jenis inkorporasi: mendapat (receiving) dan menerima (accepting). Tahun pertama kehidupannya, bayi memakai sebagian besar waktunya untuk makan, eliminasi (buang kotoran), dan tidur. Ketika ia menyadari ibu akan memberi makan/minum secara teratur, mereka belajar dan memperoleh kualitas ego atau identitas ego yang pertama, perasaan kepercayaan dasar (basic trust). Bayi harus mengalami rasa lapar, haus, nyeri, dan ketidaknyamanan lain, dan kemudian mengalami perbaikan atau hilangnya kondisi yang tidak menyenangkan itu. Dari peristiwa itu bayi akan belajar mengharap bahwa hal yang menyakitkan ke depan bisa berubah menjadi menyenangkan. Bayi menangkap hubungannya dengan ibu sebagai sesuatu yang keramat (numinous).
2. Fase Anak-Anak (1 – 3 tahun)
Dalam teori Erikson, anak memperoleh kepuasan bukan dari keberhasilan mengontrol alat-alat anus saja, tetapi juga dari keberhasilan mengontrol fungsi tubuh yang lain seperti urinasi, berjalan, melempar, memegang, dan sebagainya. Pada tahun kedua, penyesuaian psikososial terpusat pada otot anal-uretral (Anal-Urethral Muscular); anak belajar mengontrol tubuhnya, khususnya yang berhubungan dengan kebersihan. Pada tahap ini anak dihadapkan dengan budaya yang menghambat ekspresi diri serta hak dan kewajiban. Anak belajar untuk melakukan pembatasan-pembatasan dan kontrol diri dan menerima kontrol dari orang lain. Hasil mengatasi krisis otonomi versus malu-ragu adalah kekuatan dasar kemauan. Ini adalah permulaan dari kebebasan kemauan dan kekuatan kemauan (benar-benar hanya permulaan), yang menjadi ujud virtue kemauan di dalam egonya. Pada tahap ini pola komunikasi mengembangkan penilaian benar atau salah dari tingkah laku diri dan orang lain, disebut bijaksana (judicious).
3. Usia Bermain (3 – 6 tahun)
Pada tahap ini Erkson mementingkan perkembangan pada fase bermain, yakni; identifikasi dengan orang tua (odipus kompleks), mengembangkan gerakan tubuh, ketrampilan bahasa, rasa ingin tahu, imajinasi, dan kemampuan menentukan tujuan. Erikson mengakui gejala odipus muncul sebagai dampak dari fase psikososeksual genital-locomotor, namun diberi makna yang berbeda. Menurutnya, situasi odipus adalah prototip dari kekuatan yang abadi dari kehidupan manusia. Aktivitas genital pada usia bermain diikuti dengan peningkatan fasilitas untuk bergerak. Inisiatif yang dipakai anak untuk memilih dan mengejar berbagai tujuan, seperti kawain dengan ibu/ayah, atau meninggalkan rumah, juga untuk menekan atau menunda suatu tujuan. Konflik antara inisiatif dengan berdosa menghasilkan kekuatan dasar (virtue) tujuan (purpose). Tahap ini dipenuhi dengan fantasi anak, menjadi ayah, ibu, menjadi karakter baik untuk mengalahkan penjahat.
4. Usia Sekolah (6 – 12 tahun)
Pada usia ini dunia sosial anak meluas keluar dari dunia keluarga, anak bergaul dengan teman sebaya, guru, dan orang dewasa lainnya. Pada usia ini keingintahuan menjadi sangat kuat dan hal itu berkaitan dengan perjuangan dasar menjadi berkemampuan (competence). Memendam insting seksual sangat penting karena akan membuat anak dapat memakain enerjinya untuk mempelajari teknologi dan budayanya serta interaksi sosialnya. Krisis psikososial pada tahap ini adalah antara ketekunan dengan perasaan inferior (industry – inveriority). Dari konflik antar ketekunan dengan inferiorita, anak mengembangkan kekuatan dasar: kemampuan (competency). Di sekolah, anak banyak belajar tentang sistem, aturan, metoda yang membuat suatu pekrjaan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
DESKRIPSI PERKEMBANGAN
1. Sensorimotor
0 – 2 tahun
Pengetahuan anak diperoleh melalui interaksi fisik, baik dengan orang atau objek (benda). Skema-skemanya baru berbentuk refleks-refleks sederhana, seperti : menggenggam atau mengisap
2. Praoperasional
2 – 6 tahun
Anak mulai menggunakan simbol-simbol untuk merepresentasi dunia (lingkungan) secara kognitif. Simbol-simbol itu seperti : kata-kata dan bilangan yang dapat menggantikan objek, peristiwa dan kegiatan (tingkah laku yang nampak)
3.Operasi Konkrit
6 – 11 tahun
Anak sudah dapat membentuk operasi-operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi dan mengubah. Operasi ini memungkinkannya untuk dapat memecahkan masalah secara logis.
4.Operasi Formal
11 tahun sampai dewasa
Periode ini merupakan operasi mental tingkat tinggi. Di sini anak (remaja) sudah dapat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, tidak hanya dengan objek-objek konkret. Remaja sudah dapat berpikir abstrak dan memecahkan masalah melalui pengujian semua alternatif yang ada.
TK Khalifah, TK Khalifah, TK Di BSD, TK Di Bintaro
TK Khalifah, TK Khalifah, TK Di BSD, TK Di Bintaro
Senin, 22 Agustus 2016
TK Khalifah, TK di BSD, TK Di Bintaro
TK Khalifah, TK di BSD, TK Di Bintaro
MENDIDIK
ANAK DENGAN TAUHID
Menjadi orangtua tidak ada sekolahnya, alangkah bijaknya jika orangtua belajar mendidik dari orangtua yang telah sukses dalam mendidik. Dalam hal ini mari belajar dari pendidikan Luqman kepada anaknya.
Luqman bukan seorang nabi ataupun rasul, namun namanya dicantumkan oleh Allah dalam Al-Quran, sungguh prestasi yang luar biasa. Luqman memberi 4 nasehat kepada anaknya, yaitu tauhid, berbuat baik kepada orangtua, iman dan adab. Rupanya, nasehat Luqman yang pertama adalah “TAUHID”.
Ada apa dengan TAUHID sehingga Luqman menjadikan TAUHID sebagai nasehat pertama? Apakah TAUHID itu?
Tauhid adalah meng-esakan Allah dengan meyakini ke-esaannya dan tidak menyekutukannya (tidak berbuat syirik).
Tauhid merupakan pondasi agama yang harus sudah ditanamkan pada anak-anak. Ibarat sebuah bangunan, kuat pondasi maka kuat pula bangunannya. Begitupun, kuatnya pondasi agama anak maka akan kuat pula agamanya meskipun berbagai tantangan menerpa.
Tauhid dicerminkan dari perbuatan yang dilandaskan kepada Allah, segala niat hanya untuk Allah, segala perbuatan mengutamakan Allah, seolah-olah dilihat oleh Allah dan menyerahkannya kembali kepada Allah.
Pentingnya pendidikan tauhid karena mengingkari tauhid adalah dosa terbesar yang tidak diampuni Allah.
Fiman Allah SWT :
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” (QS. Lukman: 13).
Kuatnya tauhid seorang anak akan menjadi penahan nafsu dari berbagai tantangan zaman yang menggoda sehingga akan berdampak positif pada kehidupan anak dan kehidupan masyarakat.
Lalu bagaimana mendidik anak dengan tauhid?
Mendidik anak dengan tauhid disesuaikan dengan usia anak, inti dari pendidikan tauhid pada anak-anak adalah menggiring anak-anak kepada Allah.
1. Pendidikan tauhid untuk anak dalam kandungan
a.Membiasakan anak dalam kandungan mendengar kalimat tauhid “Laa ilaaha ilallaah (Tiada tuhan selain Allah)” dan mengajak berbicara anak dalam kandungan bahwa Allah yang menciptakannya.
b. Ibu yang taat beribadah secara tidak langsung memberikan pendidikan tauhid kepada anak yang dikandungnya, apalagi ketika ibu menyampaikan kepada anak yang dikandungnya akan apa yang dilakukan ibu, misalkan : “Kita shalat berjamaah dulu yah dengan ayah”, “Kita mengaji dulu yuk agar dicintai oleh Allah”, “Berdoa dulu sebelum makan seperti yang diajarkan rasulullah” dsb
c. Memperdengarkan anak dalam kandungan dengan lantunan ayat suci Al-Quran.
d. Ibu dengan suami atau dengan orang lain berbicara baik yang tidak melanggar tauhid.
2. Pendidikan tauhid untuk anak 0-3 tahun
a. Biasakan anak mendengar kalimat tauhid “Laa ilaaha ilallaah (Tiada tuhan selain Allah)” dan menceritakan kepada anak bahwa Allah yang menciptakannya.
b. Saat anak belajar berbicara, ajari anak mengucapkan kalimat tauhid “Laa ilaaha ilallaah”
Rasulullah SAW bersabda:
“Jadikanlah kata-kata pertama kali yang diucapkan seorang anak adalah kalimat Laa ilaaha illallaah. Dan bacakan padanya ketika menjelang maut kalimat Laa ilaaha illallaah”. (HR. Al-Hakim).
c. Anak dibiasakan mendengar kalimat thayyibah, seperti “Alhamdulillah” saat mendapatkan sesuatu dan “subhanallah” saat takjub, misalkan “Alhamdulillah, adik sudah kenyang” “Subhanallah, kucing itu lucu ciptaan
Allah”. Dengan sering mendengar kalimat thayyibah, anak pun akan menirunya.
d. Menanamkan rasa cinta kepada nabi dan rasul Allah dengan membacakan kisah-kisahnya yang berkaitan dengan anak-anak dan mencintai ummat. Orangtua mencontohkan perbuatan yang dicontohkan rasul seperti berdoa sebelum makan dan tidur, menyayangi hewan, berbicara tidak teriak dsb, melakukan perbuatan yang dicontohkan rasul merupakan bukti mencintai rasul.
e. Sering memperdengarkan ayat Al-Quran, orangtua mencontohkan membaca Al-Quran dan bersama-sama menghafal Al-Quran.
3. Pendidikan tauhid untuk anak 3-6 tahun
a. Mantapkan anak mengucapkan kalimat tauhid “Laa ilaaha ilallaah (Tiada tuhan selain Allah)” dan berdialog dengan anak mengenai ciptaan-ciptaan Allah.
b. Anak dibiasakan mendengar kalimat thayyibah, seperti “Alhamdulillah” “subhanallah”, “Allahu Akbar”, ”Astaghfirullah”, “Masyaa Allah” dan ‘Innalillah”. Dengan sering mendengar kalimat thayyibah, anak pun akan menirunya.
c. Menanamkan rasa cinta kepada nabi dan rasul Allah serta sahabat rasulullah dengan membacakan kisah-kisahnya. Orangtua mencontohkan perbuatan yang dicontohkan rasul sebagai bukti mencintai rasul, contoh : berbagi dan menolong orang lain.
d. Sering memperdengarkan ayat Al-Quran, orangtua mencontohkan membaca Al-Quran dan bersama-sama menghafal Al-Quran.
4. Pendidikan tauhid untuk anak 6-12 tahun
a. Anak diberi pemahaman kalimat tauhid “Laa ilaaha ilallaah (Tiada tuhan selain Allah)”, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan multi media misalkan tentang penciptaan alam, perbuatan syirik dsb. Jika tidak
menggunakan multimedia, dapat juga dengan melihat kondisi lingkungan atau fenomena alam. Anak diajak berfikir mengenai ciptaan Allah.
b. Anak dibiasakan mendengar kalimat thayyibah, seperti “Alhamdulillah” “subhanallah”, “Allahu Akbar”, ”Astaghfirullah”, “Masyaa Allah”, ‘Innalillah” dsb. Dengan sering mendengar kalimat thayyibah, anak pun akan menirunya.
c. Menanamkan rasa cinta kepada nabi dan rasul Allah, kesungguhan para sahabat dalam mencintai Allah dan Rasul, serta kesungguhan para ilmuwan Islam dalam memajukan agama sebagai wujud cinta kepada Allah dan Rasulullah dengan menceritakan kisah-kisahnya. Orangtua mencontohkan perbuatan yang dicontohkan rasul sebagai bukti mencintai rasul, contoh : shalat di awal waktu, mencintai kebersihan, menghargai oranglain dsb.
menggunakan multimedia, dapat juga dengan melihat kondisi lingkungan atau fenomena alam. Anak diajak berfikir mengenai ciptaan Allah.
b. Anak dibiasakan mendengar kalimat thayyibah, seperti “Alhamdulillah” “subhanallah”, “Allahu Akbar”, ”Astaghfirullah”, “Masyaa Allah”, ‘Innalillah” dsb. Dengan sering mendengar kalimat thayyibah, anak pun akan menirunya.
c. Menanamkan rasa cinta kepada nabi dan rasul Allah, kesungguhan para sahabat dalam mencintai Allah dan Rasul, serta kesungguhan para ilmuwan Islam dalam memajukan agama sebagai wujud cinta kepada Allah dan Rasulullah dengan menceritakan kisah-kisahnya. Orangtua mencontohkan perbuatan yang dicontohkan rasul sebagai bukti mencintai rasul, contoh : shalat di awal waktu, mencintai kebersihan, menghargai oranglain dsb.
Selamat mencoba dalam mendidik anak dengan tauhid, semoga Allah mudahkan
TK Khalifah, TK di BSD, TK Di Bintaro
TK Khalifah, TK di BSD, TK Di Bintaro
SD TK Islam Yang Bagus, SD TK Di Serang, SD TK Terbaik Di Depok, SD TK Khalifah
SD TK Islam Yang Bagus, SD TK Di Serang, SD TK Terbaik Di Depok, SD TK Khalifah
Mengantri
Mengantri
Seorang guru di Australia pernah berkata:
“Kami tidak terlalu khawatir jika anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai Matematika” kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”
“Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu ?” Kerena yang terjadi di negara kita justru sebaliknya.
Inilah jawabannya:
Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.
Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.
Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.
Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.
Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.
”Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI ?”
”Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya;”
Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.
Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.
Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting..
Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.
Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)
Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.
Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.
Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan.
Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.
Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.
Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain.
Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.
Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting..
Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.
Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)
Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.
Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.
Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan.
Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.
Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.
Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain.
dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya.
Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya.
SD TK Islam Yang Bagus, SD TK Di Serang, SD TK Terbaik Di Depok, SD TK Khalifah
SD TK Islam Yang Bagus, SD TK Di Serang, SD TK Terbaik Di Depok, SD TK Khalifah
Langganan:
Postingan (Atom)